MANAJEMEN STRATEJIK
PT HM Sampoerna Tbk
SEJARAH
Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna
Tbk. (”Sampoerna”) tidak terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai
pendirinya. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai
membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya,
Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama
yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih.
Popularitas rokok kretek tumbuh dengan
pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama
perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti ”kesempurnaan”. Setelah usahanya
berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan
pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang
kemudian direnovasi olehnya. Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan tempat
tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai Taman
Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting tangan. Bangunan tersebut
kini juga meliputi sebuah museum yang mencatat sejarah keluarga Sampoerna dan
usahanya, serta merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.
Generasi ketiga keluarga Sampoerna,
Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah
kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan publik pada tahun
1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai masa investasi dan ekspansi.
Selanjutnya Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan
terkemuka di Indonesia.
Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian
Philip Morris International Inc. (“PMI”), salah satu perusahaan rokok terkemuka
di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi
dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna. Jajaran Direksi
dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan profesional Sampoerna dan PMI
meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan
PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang telah
dimilikinya sejak hampir seabad lalu.
VISI
Visi Sampoerna terkandung dalam
“Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mencerminkan lingkungan usaha dan
peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan” tersebut mewakili:
perokok dewasa; karyawan dan mitra bisnis; serta masyarakat luas. Ketiganya
merupakan pemangku kepentingan Sampoerna dalam mencapai visi sebagai perusahaan
paling terkemuka di Indonesia.
MISI
Misi kami adalah menawarkan pengalaman
merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini kami lakukan dengan
senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat
memenuhi harapan mereka. Kami bangga atas reputasi yang kami raih dalam hal
kualitas, inovasi dan keunggulan.
TUJUAN
Tujuan kami adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik
kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini kami lakukan dengan senantiasa
mencari tahu keinginan mereka, dan memberikan produk yang dapat memenuhi
harapan mereka. Kami bangga atas reputasi yang kami raih dalam hal kualitas,
inovasi dan keunggulan.
ANALISIS SWOT
1.
Strength
1)
Kualitas Bahan Baku rokok sampoerna sudah
terpercaya, kualitas bahan baku menjadi andalan sampoerna untuk bersaing dengan
empat perusahaan rokok besar Indonesia lainnya (Gudang garam, Djarum, Bentoel
Prima dan Wismilak).
2)
Menguasai pangsa pasar, produk-produk rokok
sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok Indonesia dengan
pangsa pasar 24,2 %, posisi runner-up Gudang Garam 23,6 dan pada peringkat
ketiga Djarum 20,4 %.
3)
Kredibilitas Perusahaan yang telah berdiri hampir
mencapai seratus tahun pastinya memiliki kredibilitas perusahaan yang baik.
Kredibilitas Sampoerna tidak dibangun dalam semalam, tetapi melalui jalan yang
panjang dan berbagai prestasi yang telah ditorehkan. Kredibilitas perusahaan
inilah yang menjadi dasar terbentuknya trust ‘kepercayaan’ dari para
stakeholder yang terbukti menjadi poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis.
4)
Budaya Perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah
menjadi spirit d’corps sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari budaya perusahaan
tersebut menjiwai seluruh aktifitas karyawan sehingga kinerja karyawan menjadi
lebih efektif dan efisien. Dengan adanya budaya perusahaan yang baik maka
perusahaan akan mampu bertahan dan berkembang lebih baik lagi.
5)
Nilai capital yang besar, Setelah Philip Morris
menjadi pemilik dominan saham perusahaan. Sampoerna memiliki capital yang cukup
besar dan jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan rokok raksasa
dunia. Dengan tersedianya dana yang besar, memudahkan perusahaan untuk
menjalankan strategi pemasaran dan kegiatan operasional perusahaan.
2.
Weakness
1)
Harga yang cukup mahal menjadi kelemahan sampoerna
yang sangat terlihat dimata competitor. Harga cukup mahal ini bersala dari
biaya promosi yang besar dan bahan baku yang mahal.
2)
Kurang diminatinya produk rokok SKM mild di
Internasional. Para
perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan sudah candu dengan rasa yang diberikan oleh rokok putih, kehadiran
rokok kretek mild tidak bias menggeser kedudukan rokok putih sebagai rokok no.
1 di luar negeri untuk saat ini.
3)
Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing. Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas
tembakau dan cengkeh yang tidak kalah dari para pesaing, tetapi perbedaan harga
membuat Dji Sam Soe filter tidak bias menggeser kedudukan Gudang Garam
Internasional dari peringkat pertama dan minimnya distribusi dan promosi
membuat sangat memperkokoh posisi Gudang Garam Internasional sebagai Champion.
4)
Modal yang cukup besar untuk mengadakan event
berkala seperti
A mild live wanted, Java Jazz, COPA Dji Sam Soe, Liga voli Proliga, IBL, Jak
Jazz dan Soundrenaline. Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai
untuk membuat suatu event, terlebih lagi event yang dibuat adalah event berkala
(Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA, Soundrenaline dan Amild live wanted)
dengan jangka waktu setahun sekali event tersebut dilaksanakan, sudah terhitung
ada tujuh event besar yang harus didanai setiap tahunnya. Dengan adanya event
berkala tersebut sampoerna harus menyediakan dana yang cukup besar
5)
Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution. Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar
dapat bersaing dengan rokok putih, tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok
tersebut sangat lambat, permintaan turun dan profit menurun, akhirnya malah
memberikan kerugian dan memberikan dampak yang negative. Rokok Avolution yang
seharusnya harapan dilihat dari launchingnya yang sangat luar biasa utnuk
industry rokok Indonesia, tetapi yang terjadi produk ini tidak memberikan laba
yang sesuai harapan seiring berjalannya waktu.
3.
Opportunity
1)
Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis. Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk
perusahaan rokok besar dunia, memudahkan sampoerna untuk mengekspansi bisnisnya
ke International melalui bantuan perusahaan Philip Morris
2)
Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine
(LTLN) di Indonesia. Perlu
diketahui lagi bahwa rokok akan menyebabkan kecanduan dan kecanduan tersebut
tidak hanya karena rokoknya tetapi juga karena rasa yang diberikan oleh rokok
tersebut, kecanduan tersebut membuat seseorang tidak bias pindah ke produk
lain. Dilihat dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perokok telah
menjadi menyumbang laba tetap untuk perusahan rokok. Meningkatnya jumlah anak
muda yang merokok dan banyak strategi yang diluncurkan produsen LTLN untuk
menarik para anak muda dengan event music menyebabkan banyaknya anak muda yang
menggemari rokok LTLN, memberikan angin perubahan untuk industry rokok dimasa
mendatang karena anak muda yang merokok LTLN saat ini tidak bias pindah ke merk
lain dikarenakan dia sudah candu dari rasa yang diberikan rokok tersebut.
Tingginya kesadaran kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang menganggap rokok
LTLN lebih keren memungkinkan perubahan trend pada industry rokok.
3)
Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk
mempromosikan produk baru
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan bagi sampoerna untuk mempromosikan produk baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan banyaknya event, akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga memudahkan produk itu dikenal dan diingat customer.
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan bagi sampoerna untuk mempromosikan produk baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan banyaknya event, akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga memudahkan produk itu dikenal dan diingat customer.
4)
Kemungkinan produk baru besarnya modal yang dimiliki
sampoerna dan kerjasamanya
dengan Philip Morris, memungkinkan Sampoerna untuk mengembangkan produk baru apabila
ada pasar yang cocok.
5)
Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN
Sampoerna. Tingginya
kesadaran akan kesehatan masyarakat memungkinkan pindahnya customer rokok GG
dan Djarum ke rokok LTLN Sampoerna atau A mild. Besarnya kemungkinan pindah
sangat tinggi karena tingginya kesadaran akan kesehatan dan rasa dari rokok
sampoerna memiliki kemiripan dengan rokok SKM GG Internasional dan Djarum
Super.
4.
Threats
1)
Regulasi dan perda mengenai anti-rokok, Perda ini
memungkinkan penurunan jumlah perokok dan permintaan atas rokok yang terjadi
disuatu daerah yang memiliki perda anti-rokok.
2)
Kompetitor dari rokok jenis Mild, Dilihat dari trend
positif rokok mild, banyak dari produsen rokok mulai merambah pangsa pasar
rokok mild. Untuk saat ini produsen rokok besar sudah memproduksi rokok mild,
Gudang Garam ada Surya Signature, dari pihak Djarum lahir LA Light, yang cukup
mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel Prima ada Starmild yang berada
di posisi ketiga pangsa pasar rokok mild, bahkan produsen rokok kecil seperti
Nojorono Tobacco Indonesia ikut meramaikan industry rokok Indonesia dengan
mengusung produk Class Mild yang menduduki peringkat runner-up. Bertambahnya
competitor menambah ketatnya persaingan rokok di Indonesia, akhirnya ada yang
tersingkir dari persaingan tersebut.
3)
Bertambahnya competitor rokok jenis mild Pangsa
pasar rokok mild yang menjanjikan di masa depan memungkinkan munculnya
pendatang baru dalam persaingan industry rokok mild.
4)
Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli
masyarakat terhadap rokok sehingga terjadi penurunan permintaan rokok.
5)
Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok. Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan
impact dari mindset masyarakat yang mendukung anti-rokok dan ingin mengurangi
promosi rokok yang terdapat pada event khususnya event anak muda. Dengan
berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok membuat perusahaan rokok
sulit untuk mempromosikan produknya dan seiring berjalannya waktu tingkat
awareness akan berkurang.
ANALISIS
SMART
1.
SIMPLE
Simple merupakan tujuan yang harus dirumuskan
dalam suatu yang sederhna dan mudahdimengerti sehingga dapat dipahami oleh
semua anggota organisasi. PT HM Sampoerna Tbk, menurut saya mampu mewujudkan
visi misi mereka dimana mapu memproduksi produk rokok. Mereka juga memasarkan
produk rokok ke seluruh Indonesia seperti di swalayan, toko kelontong dan
lain-lain.
2.
MEASURABLE
Measurable
merupakan jelas, kongkrit dan terukur mampu menjadi motivasi bagi karyawan. PT
HM Sampoerna Tbk memiliki nilai perusahaan antara lainnya mereka bergerak cepat
untuk memberikan kinerja terbaik dan hasil yang optimal dengan tetap
mengedepankan kepuasan pelanggan.
3.
APIKABLE
Aplikable
merupakan layak atau tidak perusahaan mampu melakukannya. PT HM Sampoerna
senantiasa tumbuh dan mempertahankan posisi sebagai perusahaan rokok di
Indonesia.
4.
TIMEABLE
Timeable
memiliki tenggang waktu atau kemampuan untuk dicapai dalam waktu tertentu. Saat
ini, PT HM Sampoerna Tbk menjadi perusahaan rokok dikenal masyarakat luas
bahkan mancanegara.
ANALISIS
KOMPETENSI
Sumber yang dimiliki
1) Sumber daya
berwujud
-
Memiliki SOP yang sesuai pada perusahaan
-
Mempunyai distributor yang tersebar luas.
-
Mempunyai mesin atau alat yang canggih untuk
memproduksi rokok dan packaging.
2)
Sumber daya tak berwujud
-
Memprioritaskan kepuasan konsumen
-
Pemberian bonus untuk kinerja terbaik sebagai
penyemangat
-
Inovasi rasa produk yang semakin banyak
ANALISIS
VALUE CHAIN
Internal
Factor Analysis Summary (IFAS)
Strength
Faktor Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Keterangan
|
1.
Kualitas
Bahan Baku
|
0,14
|
4
|
0,56
|
Kualitas bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya, kualitas bahan baku
menjadi andalan sampoerna untuk bersaing dengan empat perusahaan rokok besar
Indonesia lainnya (Gudang garam, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak).
|
2.
Menguasai
pangsa pasar
|
0,16
|
4
|
0,64
|
Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar
rokok Indonesia dengan pangsa pasar 24,2 %.
|
3.
Kredibilitas
Perusahaan
|
0,12
|
4
|
0,48
|
Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus tahun pastinya
memiliki kredibilitas perusahaan yang baik yang menjadi dasar terbentuknya
trust 'kepercayaan' dari para stakeholder yang terbukti menjadi poin krusial
dalam pengembangan suatu bisnis.
|
4.
Budaya
Perusahaan
|
0,06
|
3
|
0.18
|
Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi spirit d'corps
sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari budaya perusahaan tersebut menjiwai
seluruh aktifitas karyawan sehingga kinerja karyawan menjadi lebih efektif
dan efisien.
|
5.
Nilai
capital yang besar
|
0,08
|
3
|
0,24
|
Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham perusahaan. Sampoerna
memiliki capital yang cukup besar dan jaminan tersedianya modal dibawah
naungan perusahaan rokok raksasa dunia.
|
0,56
|
2,10
|
Weakness
Faktor Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Keterangan
|
1.
Harga yang
cukup mahal
|
0,16
|
4
|
0,64
|
Harga cukup mahal yang berasal dari biaya promosi yang besar dan bahan
baku menjadi kelemahan Sampoerna yang sangat terlihat dimata competitor.
|
2.
Kurang
diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih, kehadiran
rokok kretek mild tidak bisa menggeser kedudukan rokok putih sebagai rokok
no. 1 di luar negeri untuk saat ini.
|
3.
Kalahnya
pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
|
0,08
|
3
|
0,24
|
Perbedaan harga membuat Dji Sam Soe filter tidak bisa menggeser kedudukan
Gudang Garam Internasional dari peringkat pertama.
|
4.
Modal yang
cukup besar untuk mengadakan event berkala
|
0,05
|
2
|
0,10
|
Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai untuk membuat suatu
event, terlebih lagi event yang dibuat adalah event berkala (Java Jazz, Jak
jazz, IBL, Proliga, COPA, Soundrenaline dan Amild live wanted) dengan jangka
waktu setahun sekali.
|
5.
Lambatnya
pertumbuhan rokok Avolution
|
0,05
|
2
|
0,10
|
Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat bersaing dengan
rokok putih, tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok tersebut sangat lambat,
permintaan turun dan profit menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan
memberikan dampak yang negatif.
|
0,44
|
1,38
|
External
Factor Analysis Summary (EFAS)
- Opportunity
Faktor Eksternal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Keterangan
|
1.
Masuknya
Philip Morris sebagai mitra bisnis
|
0,10
|
4
|
0,40
|
Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk perusahaan rokok besar
dunia, memudahkan Sampoerna untuk mengekspansi bisnisnya ke International
melalui bantuan perusahaan Philip Morris.
|
2.
Trend pasar
positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di Indonesia
|
0,16
|
4
|
0,64
|
Tingginya kesadaran kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang menganggap
rokok LTLN lebih keren memungkinkan perubahan trend pada industry rokok.
|
3.
Banyaknya
spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
|
0,08
|
4
|
0,32
|
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan bagi sampoerna
untuk mempromosikan produk baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan
banyaknya event, akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki produk
tersbut sehingga memudahkan produk itu dikenal dan diingat customer.
|
4.
Kemungkinan
produk baru
|
0,06
|
2
|
0,12
|
Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan kerjasamanya dengan Philip
Morris, memungkinkan Sampoerna untuk mengembangkan produk baru apabila ada
pasar yang cocok.
|
5.
Beralihnya
customer rokok competitor ke rokok LTLN Sampoerna
|
0,06
|
3
|
0,18
|
Besarnya kemungkinan pindah sangat tinggi karena tingginya kesadaran akan
kesehatan dan rasa dari rokok sampoerna memiliki kemiripan dengan rokok SKM
GG Internasional dan Djarum Super.
|
0,46
|
1,66
|
- Threat
Faktor Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor
|
Keterangan
|
1.
Regulasi dan
perda mengenai anti-rokok
|
0,10
|
3
|
0,30
|
Perda ini
memungkinkan penurunan jumlah perokok dan permintaan atas rokok yang terjadi
disuatu daerah yang memiliki perda anti-rokok.
|
2.
Banyaknya kompetitor
dari rokok jenis Mild
|
0,16
|
4
|
0,64
|
Dilihat dari trend
positif rokok mild, banyak dari produsen rokok mulai merambah pangsa pasar
rokok mild.
·
Gudang
Garam: Surya Signature
·
Djarum lahir
LA Light
·
Bentoel
Prima: Starmild ,
bahkan produsen
rokok kecil seperti
·
Nojorono
Tobacco: Class Mild.
|
3.
Kemungkinan
semakin bertambahnya competitor rokok jenis mild
|
0,08
|
3
|
0,24
|
Pangsa pasar rokok
mild yang menjanjikan di masa depan memungkinkan munculnya pendatang baru
dalam persaingan industry rokok mild.
|
4.
Tingginya
pajak rokok
|
0,14
|
4
|
0,56
|
Tingginya pajak
rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat terhadap rokok sehingga terjadi
penurunan permintaan rokok.
|
5.
Berkurangnya
event yang disponsori perusahaan rokok
|
0,06
|
3
|
0,18
|
Berkurangnya event
yang disponsori rokok merupakan impact dari mindset masyarakat yang mendukung
anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event
khususnya event anak muda.
|
0,54
|
1,92
|
Keterangan:
Bobot
0,00 – 0,04 = sangat tidak penting
0,04 – 0,08 = tidak penting
0,08 – 0,12 = penting
0,12 – 0,16 = sangat penting
Rating
4 = sangat berpengaruh
3 = berpengaruh
2 = tidak berpengaruh
1 = sangat tidak berpengaruh
kategori
|
Analisis Faktor
|
Skor
|
Persentase
|
Skor Bobot
|
Persentase
|
IFAS
|
Strenght
|
2,10
|
60%
|
3,48
|
49%
|
Weakness
|
1,38
|
40%
|
|||
EFAS
|
Opportunity
|
1,66
|
46%
|
3,58
|
51%
|
Threat
|
1,92
|
54%
|
|||
7,06
|
100%
|
IFAS
EFAS |
STRENGTH (S)
1. Kualitas Bahan Baku
2. Menguasai pangsa pasar
3. Kredibilitas perusahaan
4. Budaya Perusahaan
5. Nilai capital yang besar
|
WEAKNESS (W)
1.
Harga yang
cukup mahal
2.
Kurang
diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional
3.
Kalahnya
pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
4.
Modal yang
cukup besar untuk mengadakan event berkala
5.
Lambatnya
pertumbuhan rokok Avolution
|
OPPRTUNITY
(O)
1.
Masuknya
Philip Morris sebagai mitra bisnis
2.
Trend pasar
positif untuk rokok LTLN di Indonesia
3.
Banyaknya
spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
4.
Kemungkinan
lahirnya produk baru
5.
Beralihnya
customer competitor ke rokok (LTLN) Sampoerna
|
SO Strategy
(S1,O4) Inovasi
terbaru produk untuk target mancanegara
(S4,O1) Berusaha untuk mencari investor (S5,03) Promosi besar-besaran untuk menigkatkan brand awareness dan ekspansi bisnis. (S3,05) melakukan strategi merebut customer (S2,O2)Tetap mempertahankan pangsa pasar mild yang sedang trend saat ini |
OW Strategy
(W5,O1) Atur
strategi untuk mempromosikan Avolution di luar negeri melalui bantuan
perusahaan Philip Morris
(W3,O2) Lebih memfokuskan strategi untuk mempertahankan mild sebagai tren saat ini (W2,O4) Buat Inovasi terbaru untuk membuat rokok putih. (W1,O5) Tekankan Finest Quality kepada customer melalui media promosi. (W4,O3) Pada event yang berskala besar adakan prmosi besar-besaran untuk meningkatkan awareness customer. |
THREAT
(T)
1.
Regulasi dan
perda mengenai anti-rokok
2.
Kompetitor
dari rokok jenis Mild
3.
Kemungkinan
semakin bertambahnya competitor rokok jenis mild
4.
Tingginya
pajak rokok
5.
Berkurangnya
event yang disponsori oleh industri rokok
|
SO Strategy
(S5,T1) Ikut dalam
kampanye anti-rokok untuk meningkatkan awareness
(S2,T3) Kendalikan pangsa pasar dengan menurunkan harga mild. (S3,T5) Berusaha untuk mendapatkan sponsor melalui syarat tertentu (S5,T4) adakan riset untuk mencari bahan baku yang lebih murah. (S1,T2) Pertahankan customer dan bangun persepsi di customer bahwa sampoerna The Finest Quality |
WT Strategy
(w2,T4) Kurangi
penawaran mild untuk luar negeri karena bea cukai yg mahal, tingkatkan
penawaran dalam negeri.
(W3, T2)Melakukan penetrasi pasar untuk produk SKM filter (W1,T1) Membuat Strategi CSR untuk menghadapi perda rokok. (T4, W5) Buat citra Avolution lebih exclusive lalu ekspor keluar negeri. (W4,T5) Manfaatkan event berkala sampoerna untuk promosi produk. |
VARIASI
STRATEGI
Strategi manajer perusahaan dan
kaitannya dengan kuadran I
Pada
kuadran I (SO Strategi) strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan
adalah memanfaatkan kekuatan dan peluang untuk mendapat keuntungan semaksimal
mungkin.
Strategi Diversifikasi Konsentris
(Consentric Diversification Strategy)
Strategi
ini dijalankan dengan menambah produk baru yang masih berkaitan dengan produk
yang ada saat ini masih digemari oleh kalangan masyarakat.
Mengembangkan
inovasi varian produk, misalnya pada produk berkualitas tinggi dengan harga
yang wajar.
Strategi
yang dilakukan :
-
Menciptakan produk berkualitas tinggi
dengan harga yang wajar bagi perokok dewasa
-
Memperluas jaringan distribusi
-
Memenuhi selera,
kebutuhan dan harapan konsumen
Keterkaitan
dengan kuadran I (SO Strategi)
Dengan
adanya menciptakan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar diharapkan
produk ini akan lebih digemari masyarakat perokok dewasa.
Strategi
manajer perusahaan dan kaitannya dengan kuadran II
Pada
kuadran II (WO Strategi) strategi umum yang dilakukan oleh perusahaan adalah
dengan menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan
menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang
Penetrasi Pasar ( Market
Penetration)
Strategi
yang dijalankan untuk meningkatkan market share dari produk yang ada saat ini
pada pasar yang ada saat ini melalui usaha promosi.
Melakukan
promosi untuk memperluas market share
Strategi
yang dilakukan :
-
Memperluas pangsa pasar seperti
swalayan, toko kelontong, mengikuti event dan lainnya
Keterkaitan
dengan kuadran II
Dengan
memperluas pangsa pasar diharapkan mampu membidik segmen konsumen dengan tepat
untuk mengedepankan produk yang berkualitas tinggi bagi masyarakat perokok
dewasa.
Strategi manajer perusahaan dan
kaitannya dengan kuadran III
Pada
kuadran III (ST Strategi) strategi umum yang dilakukan oleh perusahaan dengan
menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan
diversifikasi untuk menciptakan peluang
Strategi Integrasi Horozontal
Strategi
ini mengarah pada strategi untuk meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing.
Menjaga
hubungan baik dengan pelanggan dan mengedepankan kepuasan pelanggan
Strategi
yang dilakukan :
-
Menawarkan harga yang bersaing, misalnya
memberikan diskon
-
Meningkatkan inovasi produk
-
Meningkatkan kemasan yang lebih inovatif
Keterkaitan
dengan kuadran III
Dengan
menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan dan mengedepankan kepuasan pelanggan
diharapkan produk ini mendapat tempat khusus untuk para perokok dewasa dan
perusahaan dapat mempertahankan pangsa pasar serta persaingan yang ketat dalam
bidang industri rokok.
Strategi manajer perusahaan dan
kaitannya dengan kuadran IV
Pada
kuadran IV (WT Strategi) strategi umum yang dapat dilakukan perusahaan adalah
dengan meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.
Pengurangan (Retrenchment)
Mengurangi
produk yang kurang diminati oleh konsumen perokok dewasa dan fokus dalam mengembangkan
inovasi
Strategi
yang dilakukan :
-
Mengembangkan inovasi produk berkualitas
tinggi dengan harga yang wajar bagi perokok dewasa
Keterkaitan
dengan kuadran IV
Dengan
adanya inovasi yang baru diharapkan perusahaan dapat membuka peluang yang lebih
besar untuk memajukan produk rokok HM. Sampoerna.
Strategi Bisnis Unit (Diferensiasi)
Strategi
Bisnis Unit (SBU) yang diterapkan untuk menciptakan produk yang inovatif dengan
harga terjangkau.
Strategi
bisnis unit menerapkan strategi diversifikasi konsentris, yaitu strategi yang
dilakukan dengan menambah produk baru yang berkaitan dengan pengembangan
inovasi rasa produk, kemasan ataupun jaringan pemasaran.
Contohnya
: menciptakan varian produk dan kemasan rokok HM.Sampoerna, misalnya Dji Sam
Soe, A Mild, U Bold, Avolution, dll, kemasan yang menarik, dan harga yang
terjangkau bagi konsumen perokok dewasa.
Diversifikasi produk adalah upaya yang dilakukan perusahaan
untuk memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah
dipasarkan sebelumnya. Perusahaan melakukan diversifikasi produk ditujukan:
1)
Untuk
membuat produk tahan lebih lama,
2)
Mengarah
kepada produk siap konsumsi / digunakan,
3)
Memenuhi
selera, kebutuhan dan harapan konsumen,
4)
Memperluas
pasar, mempermudah transportasi, menyerap tenaga kerja, member nilai tambah,
pendapatan dan lain sebagainya.
Analisa
Value Chain Diferensiasi
Adanya
kesesuaian antara kemampuan perusahaan untuk menciptakan keunikan yang sesuai
dengan permintaan para pelanggan, ada
empat tahap :
1. Menciptakan sebuah analisa rantai nilai
Menyediakan
produk sesuai selera konsumen. Menciptakan berbagai varian produk rokok (Dji
Sam Soe, A Mild, U Bold, Avolution, dll )
2. Identifikasi faktor penentu diferensiasi
Inbound
Logistic
·
Penerimaan Bahan Baku : bahan baku didapat dari petani terpilih yang telah
sesuai dengan standar kualitas yang ditentuka oleh perusahaan.
·
Pengendalian Kualitas : Dalam
pengendalian kualitas dilakukan oleh tanaga ahli di bidang quality control,
untuk memastikan bahan baku yang masuk sesuai standar perusahaan
Operations
·
Proses Produksi : Sebelum bahan baku masuk kedalam proses produksi, bahan
baku terlebih dahulu di keringkan untuk mendapatkan aroma yg diinginkan.
setelah itu barulah bahan baku dicampur sesuai dengan takaran yg sudah di
tentukan. setelah semua tercampur barulah masuk ke proses produksi untuk
dilinting dan proses pengemasan
·
Pengendalian Produk : Departemen quality
control ini bertugas untuk memastikan bahwa produk yang diproduksi sudah sesuai
dengan standar kualitas perusahaan
Outbond
Logistic
·
Distributor.
Barang
yang sudah siap dipasarkan, didistribusikan ke berbagai otlet yang
tersebar di seluruh Indonesia.
·
Branch Controller.
Bagian
ini memegang kendali pada tiap outlet yang tersebar di wilayahnya. Ini
mempermudah kontrol terhadap jumlah produk yang dipasarkan dan memantau jumlah
produk yang tersebar.
Marketing
and sales
·
Website.
Aktivitas utama yaitu melakukan
marketing and sales dengan website, perusahaan membuat dan memberikan segala informasi
mengenai produk perusahaan melalui website tersebut. Pemesanan produk dapat
juga dilakukan oleh pelanggan melalui website resmi perusahaan.
Service
·
Selain mengedepankan kepuasan pelanggan,
perusahaan juga mempertahankan posisi sebagai perusahaan rokok terbesar yang
melalui penetrasi pasar yang luas dan dalam dengan distribusi untuk menjangkau
konsumen di seluruh indonesia
3.
Penentu faktor-faktor kunci
·
Memiliki pabrik, sarana dan prasarana
untuk menciptakan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi
konsumen perokok dewasa.
·
Memiliki tenaga ahli dibidangnya
·
Memiliki semangat tinggi tiap karyawan
dan mewujudkan visi dan misi perusahaan
·
Mengedepankan kepuasan pelanggan
4.
Keterkaitan antara value chain
perusahaan dan pelanggan, menciptakan nilai bagi pelanggan meliputi :
-
Keterampilan dan sumber daya umum yang
diperlukan
·
Kemampuan pemasaran yang kuat
·
Lokasi pemasaran sangat luas
-
Persyaratan organisasi umum
·
Merekrut tenaga ahli sesuai bidang
keahliannya
Bisnis Proses PT HM Sampoerna
SOP Produksi Rokok PT. HM Sampoerna
ANALISA PERSAINGAN PESAING UTAMA
Tabel analisa persaingan PT HM Sampoerna dengan
pesaing utama
4P
|
Sampoerna
|
Gudang Garam
|
Keterangan
|
Action Plan
|
PRODUCT
|
Unggul
|
|
Low
Tar & Low Nikotine |
Diversifikasi
produk dengan produk baru |
PRICE
|
|
Unggul
|
Segmen
pasar Menengah ke bawah |
Low
Cost, high Impact & Penetrasi pasar |
PLACE
|
|
Unggul
|
Hampir
seluruh semua brand tersedia di toko-toko,kios-kios/ warung |
Mengembangkan
sistem distribusi langsung & membangun coorporate brand Sampoerna |
PROMOTION
|
Unggul
|
|
Mengadakan
event-event promosi & kegiatan live show seperti musik & olah raga |
Inovasi
tiada henti & menciptakan Brand Image |
Competitive
Advantage
Cost Advantage
|
Differentiation Advantage
|
Marketing Advantage
|
Variable Cost
:
Memaksimalkan biaya produksi untuk memenuhi produk
yang berkualitas.
|
Product Advantage :
produk berkualitas tinggi
dengan harga yang wajar
|
Distribution Advantage : Produk rokok
PT HM Sampoerna memasok bahan baku sesuai standar kualitas yang ditetapkan
perusahaan
|
Marketing Cost
:
Mendistribusikan diberbagai daerah pelosok di
indonesia
|
Service Advantage :
Mengedepankan
kepuasan pelanggan perokok dewasa
|
Sales Force Advantage :
Pangsa
pasar meluas hingga kedaerah pelosok
|
Operating Cost
:
Biaya yang dikeluarkan cukup besar, seperti biaya
produksi dan promosi
|
Brand Reputation Advantage :
Produk
rokok PT HM Sampoerna mempunyai reputasi yang khusus di kalangan masyarakat
perokok dewasa karena memiliki macam varian
|
Brand Awareness :
Produk
rokok PT HM Sampoerna mampu menciptakan produk yang berkualitas dan harga
yang wajar bagi perokok dewasa
|
Evaluasi
Perfomance
No
|
Program
|
Indikator
|
Ukuran
|
Target
|
Capaian
|
Skor
Kinerja
|
1
|
Meningkatkan pertumbuhan
angka penjualan
|
Profit yang dihasilkan.
|
Prosentase.
|
50%
|
40%
|
85%
|
2
|
Pengembangan inovasi produk baru.
|
Produk yang sesuai dengan permintaan konsumen dan
sesuai trend pasar.
|
Angka
|
2 Jenis produk utama.
|
1 produk.
|
80%
|
3
|
Kepuasan
pelanggan/konsumen.
(Dalam skala 1-5)
|
Respon konsumen terhadap
produk.
|
Angka.
|
5
|
4
|
85%
|
IFAS DAN EFAS (KUADRAN SO)
|
Target / Goal
|
Capaian
|
Corective Action
|
Kekuatan :
Produk yang halal, berkualitas tinggi dan higenis
|
10%
|
9%
|
Mengevaluasi bahan produk, meningkatkan kualitas bahan produk yang
unggul
|
Peluang :
Kualitas bahan baku yang baik
|
10%
|
9%
|
Meningkatkan
kualitas bahan produk untuk menciptakan produk yang unggul dari yang lainnya
.
|
Komentar
Posting Komentar